Oleh: Suprapti, STP
Ketika seorang anak sudah lahir, Menjadi tugas kedua orang tuanyalah untuk membentuk dia, seperti hadits nabi ‘setiap bayi yang lahir adalah suci orangtuanyalah yang menjadikannya yahudi atau majusi’
Orang tua yang dimaksud adalah peran ayah dan ibunya, namun selama ini yang paling banyak dipahami masyarakat bahwa tugas pendidikan itu hanya di pundak seorang ibu. Padahal dari awal ayah pun sudah berperan dalam proses pendidikan anaknya. Ayah mungkin sibuk tapi bukan berarti seorang anak harus kehilangan sosok ayah dalam kehidupannya, kehadiran seorang ayah mempunyai peran penting seperti dituturkan oleh pakar ayah bapak Irwan Rinaldi berikut:
- Pembentuk identitas. Anak laki-laki pertama kali menjadi dirinya dengan mengamati ayahnya sesama laki-laki. Kalo ayah tidak hadir dalam kehidupannya dia akan lebih sulit membentuk identitas diri, akibatnya anak menjadi minder atau bingung dalam menentukan sikap.
- Rasa nyaman dan percaya diri. Anak laki-laki sangat butuh untuk merasa diakui dalam kelompok. Kedekatan dengan ayah memenuhi kebutuhan ini.studi menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak dekat dengan ayahnya cenderung mengikuti geng-geng yang negative, ini disebabkan karena mereka mencari penerimaan di luar keluarganya.
- Penanaman nilai-nilai hidup. Anak-anak yang memiliki ayah secara ekonomi lebih stabil daripada mereka yang tidak. Ini membuat mereka memiliki rasa harga diri dan nilai-nilai lain yang dibentuk oleh ayahnya seperti etos kerja, hubungan yang sehat, dan sifat melindungi seluruh anggota keluarganya.
- Membentuk karakter. Anak lelaki memperhatikan karakter ayahnya lalu meniru apa yang mereka lihat. Ayah bisa mencotohkan karakter positif seperti kejujuran, keberanian, keadilan, wawasan yang luas serta bagaimana berkontribusi positif buat masyarakat. Anak-anak yangtidak menjadikan ayahnya sebagai model cenderung berkiblat pada selebriti, atlit popular, atau musisi sebagai model hidupnya.
- Mengajari sikap menghargai orang lain. Ayah yang tidak perhatian kepada anak lelakinya otomatis mengajarkan sikap tidak menghargai orang lain. Para ayah jaman sekarang bisa mengajari anak-anak sikap menghargai orang lain seperti mendengarkan, membangun rasa percaya, kesopanan, dan batas batas dalam pergaulan.
- Mengisi ruang hampa pada jiwa anak. Anak yang tidak memiliki ayah, atau ayah tidak dengannya cenderung merasa bahwa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Inilah mengapa anak-anak yang tidak dekat denagn ayahnya atau tidak memiliki ayah cenderung lari ke seks, pornografi, kekerasan, obat-obatan, atau sikap-sikap yang merusak dirinya sendiri. Kehadiran ayah membuat anak merasa lengkap dan penuh.
- Memberi pemahaman tentang seks. Anak laki-laki akan banyak pertanyaan tentang seks, terutama saat masa pubertas. Ayah bisa menjelaskan tentang tanda-tanda baligh, mimpi basah, perbedaan mani dan madzi, mandi junub, aurat, dan perilaku seksual yang sehat, mereka tidak akan nyaman berbicara dengan ibunya, sehingga bila tidak terpenuhi pemahaman tentang seks ini mereka akan mencari sendiri dan terjermus dalam pornografi.
- Mengajari mkna cinta, anak yang merasa dicintai oleh ayahnya akan belajar bayak hal tentang kepercayaan dan kasih sayang, mereka akan memandang cinta sebagai hal yang melahirkan rasa bahagia. Sedangkan kepercayaan sebagai hal lemah yang buruk, sehingga merekapun kesulitan membangun hubungan pernikahan yang sehat.
Bagaimana para ayah masih mengatakan tugas pendidikan hanya pada seorang ibu?
Referensi: Irwan Rinaldi (ayahuntuksemua.wordpress.com)