Memilih PAUD untuk buah hati

Oleh: Lili Liyanthi* dan Suprapti**

*Guru Bee Kids Children Center

**Kepala Sekolah Bee Kids Children Center

Bee Kids
Bee Kids

Setiap anak dilahirkan istimewa, oleh karena itu mereka membutuhkan perhatian masing-masing. Di masa-masa usia emasnya, mereka seharusnya mendapatkan apa yang mereka butuhkan sesuai tahap perkembangannya untuk melejitkan semua  potensinya, sehingga menjadi generasi yang tangguh serta unggul demi kemajuan bangsanya.

Masa Emas Perkembangan Anak

‘Sejak tahun-tahun pertama hidupnya, anak-anak harus ambil bagian dalam bentuk permainan yang beraturan, karena jika mereka tidak dilingkungi atmosfer seperti itu, mereka tidak akan tumbuh menjadi warga Negara yang berbudi pekerti luhur’ Plato, republic.

“Pakar nutrisi otak, landshear (2004) merinci:perkembangan kognitif manusia usia 17 tahun merupakan akumulasi perkembangan otak sejak usia 0-4 tahun (50 %), usia 4-8 (30%), usia 9-17 th (20 %) “

Dewasa ini semakin terbukanya informasi membuat perkembangan positif dari sisi pengetahuan orang tua tentang pendidikan anak usia dini.  Istilah Golden Age juga sudah sedemikian familiar, kami akan sedikit mengupas tentang Golden Age.  Usia 0-8 tahun diyakini sebagai masa paling pesat perkembangan otak anak. Setiap anak lahir oleh Allah SWT di berikan bekal yang sama 1000.000.000.000 sel otak. Sel otak anak tersebut belum terkoneksi satu sama lain, padahal semakin cerdas seseorang  ditentukan oleh seberapa banyak sambungan atau koneksi otaknya.

Bagaimana cara membuat koneksi yang tepat?  Dibutuhkan stimulasi yang tepat yang disesuaikan dengan tahap perkembangan usianya.  Stimulasi tersebut di formulasikan dengan rencana yang terstruktur oleh orang dewasa di sekitarnya. Contoh sederhana ketika seorang anak usia 1 tahun senang untuk menumpahkan air dan menepuk nepuk air tersebut, saat itulah anak sedang belajar merasakan cipratan air ke tubuhnya.  Sebagai orang dewasa kita bisa mengatakan ‘wah airnya menyiprat ke badan ya? Kalo mainnya di lantai beresiko kepleset kita main airnya di luar ya ibu sediakan ember dan air. Air yang tumpah ibu bantu mengeringkan ya?’

Sebagai orang tua kita harus cerdas mengantisipasi setiap kondisi, sehingga bernilai stimulasi.  Akan muncul banyak pertanyaan ‘bagaimana klo rumahnya berantakan?’ kita buat perjanjian dengan anak atau kita biasakan anak untuk bertanggung jawab setelah menggunakan alat main, hal ini juga untuk membangun kebiasaan mereka.  Muncul lagi pertanyaan saya bekerja dan anak dirumah dengan ART (asisten rumah tangga).  Jika kita masih mempercayakan ananda dengan ART pastikan kita juga memberikan arahan atau pengetahuan pada ART bagaimana mendampingi ananda.  Atau jalan yang lain adalah mencarikan sekolah yang tepat untuk ananda….

Sekolah Yang Aman Bagi Anak

Memilih sekolah yang tepat bagi ananda tentu bukan hal yang mudah, semakin beragam aktifitas dan fasilitas yang ditawarkan masing-masing sekolah pastilah meminta para orang tua untuk lebih jeli dalam memilih dan memilah.  Hal yang perlu kita perhatikan

  1. Apakah di sekolah tersebut ada pembelajaran life skill? seperti:kemandirian, tanggung jawab, jujur, ikhlas, kerja keras, kreatifitas, komunikatif, kasih sayang, rasa ingin tau dll.
  2. Bagaimana metode belajarnya?  Apakah metode pembejarannya memungkinkan seorang anak memilih dan menemukan pengetahuannya ataukah semua sesuai keinginan guru
  3. Apakah ada parenting class? sebuah pendidikan harus sinergi antara pendidikan di sekolah dengan di rumah.

“Jean Piaget psikolog jerman menegaskan, melalui aktifitas bermain anak bisa menemukan sendiri ilmu pengetahuan yang akan menjadi konsep permanen bagi kehidupannya kelak. “

Dalam teori piaget menegaskan, pengetahuan bukan sesuatu yang dicurahkan ke anak dari sumber eksternal, tapi sesuatu yang harus dibangun dan ditemukannya sendiri.

Saatnya Ayah – Bunda Memilih

Ayah-Bunda sudah mantapkah pilihan untuk ananda. Masa depan anak-anak kita sebenarnya ada di tangan kita, bila kita tepat dalam memilih pendidikan terutama untuk pendidikan usia dini maka mereka akan menjadi bintang yang bersinar, insyaallah menjadi amal yang tidak putus karena doa seorang anak sholeh.

Referensi

Pendidikan karakter dengan metode sentra, Yudhistira dan Siska Massardi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *